Saturday 31 March 2012

Ekonomi Teknik 10

1.  Net Present Value (NPV)
NPV adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.
Dimana:
NB = Net benefit = Benefit – Cost
C = Biaya investasi + Biaya operasi
B = Benefit yang telah didiskon
C = Cost yang telah didiskon
i  = diskon faktor
n = tahun (waktu)
Kriteria:
NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan
NPV < 0 ( nol) → usaha/proyek ) /p y tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan
NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana
TR=TC dalam bentuk present value.
Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biayaoperasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan.
 2. Present Value (PV)
Present value digunakan untuk untuk mengetahui nilai investasi sekarang dari suatu nilai dimasa datang.
PV = CF / (1 + r)n
Keterangan :
PV = Present Value / Nilai Sekarang
CF = Cash Flow
r     = Rate / Tingkat bunga
n    = Tahun ke-n
Contoh :
Jika di masa yang akan datang kita akan punya saldo sebesar 1,1 juta hasil berinvestasi selama satu tahun dengan bunga 10%, maka uang kita saat ini adalah sebesar:
PV = CF / (1 + r)n
PV = 1.100.000 / (1 + 0,1)1
PV = Rp. 1.000.000
3. Internal Rate of Return (IRR)
Tingkat kembali internal (internal rate of return) didefinisikan sebagai tingkat bunga riil yang terjadi karena adanya serangkaian aliran kas masuk terhadap pengeluaran awal investasi. Dengan kata lain, tingkat kembali internal adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan nilai sekarang bersih (NPV) sama dengan 0 (nol) sebab jika NPV sama dengan nol, maka nilai sekarang aliran kas masuk akan sama dengan nilai sekarang pengeluaran awal investasi. Pada metode tingkat kembali investasi ini; dengan adanya serangkaian aliran kas masuk dan pengeluaran investasi awal akan diketahui tingkat bunga riilnya.
Keputusan mengenai diterima atau ditolaknya proyek investasi tergantung kepada berapa tingkat bunga yang diinginkan. Jika terdapat berbagai proyek eksklusif satu sama lain maka yang akan diterima adalah proyek investasi yang mempunyai tingkat bunga yang tertinggi. Biasanya tingkat kembali investasi (IRR) diperbandingan dengan beban modal (BM = cost of capital), yang dipilih. Sehingga suatu proyek investasi diterima manakala IRR> SOCC, akan ditolak manakala IRR < SOCC. Rumus yang digunakan sama dengan NPV , bedanya dalam metode tingkat kembali investai. (IRR), nilai i (bunga) tidak diketahui dan harus dicari. Nilai IRR ini dapat diperkirakan dengan formula sebagai berikutDimana :
IRR = Internal Rate of Return
NPV1 = nilai sekarang bersih pada discount rate i1
NPV2 = nilai sekarang bersih pada discount rate i2
i1 = discount rate percobaan pertama
i2 = discount rate percobaan kedua
Jika dalam investasi proyek dilakukan dengan jalan pemilihan salah satu atau beberapa alternatif proyek, maka yang dipilih adalah proyek yang menghasilkan IRR yang terbesar.
Cara menghitung usulan investasi dengan metode IRR, dilakukan dengan trial and error atas discount rate yang mendekati nilai IRR, yaitu i1 dan i2, kemudian dengan i1 dan i2 tersebut digunakan untuk menghitung NPV1 dan NPV2 sedapat mungkin selisih antara i1 dan i2 antar 1 sampai 5%, karena jika terlalu besar akan menghasilkan deviasi IRR perhitungan dengan IRR yang sebenarnya semakin besar.
4.  Social Oppurtunity Cost If Capital (SOCC)
Biaya sosial yang ditanggung masyarakat, biasanya digunakan sebagai diskon faktor. SOCC ini sangat berhubungan dengan IRR, hubungannya yakni sebagai berikut :
Jika IRR > SOCC maka proyek dikatakan layak
IRR = SOCC berarti proyek pada BEP
IRR < SOCC dikatakan bahwa proyek tidak layak.

Soal (2)

Soal 1
Biaya pemeliharaan dan pengoperasian mesin pada akhir tahun pertama adalah Rp. 155000 dan naik tiap tahun sebesar Rp. 35000 selama 8 tahu. Berapakah uang yang harus disediakan sekarang untuk pengoperasian dan pemeliharaan mesin tersebut jika dengan suku bunga diperhitungkan 6% per tahun dan berapa per tahunnya?
P = F(P/F; i; n)
P= F1 (P/F; 6%; 1) + F2 (P/F; 6%; 2) + F3 (P/F; 6%; 3) + F4 (P/F; 6%; 4) + F5 (P/F; 6%; 5) + F6 (P/F; 6%; 6) + F7 (P/F; 6%; 7) + F8 (P/F; 6%; 8)
P = (155000 x 0.9434) + (190000 x 0.8900) + (225000 x 0.8936) + (260000 x 0.7921) + (295000 x 0.7473) + (330000 x 0.7050) + (365000 x 0.6651) + (400000 x 0.6274)
P = Rp. 1,657,008.00
Biaya per tahun :
Tahun 1 = Rp. 146,227.00
Tahun 2 = Rp. 169,100.00
Tahun 3 = Rp. 188,910.00
Tahun 4 = Rp. 205,946.00
Tahun 5 = Rp. 220,453.50
Tahun 6 = Rp. 232,650.00
Tahun 7 = Rp. 242,761.50
Tahun 8 = Rp. 250,960.50
Soal 2
Bapak Budi menabung sekitar $8000 dalam 10 tahun dengan melakukan kegiatan menabung per tahun dengan bunga 4,5%, hari ini sudah 6 tahun berjalan dan bunganya telah naik menjadi 5,5%. Berapa banyak dia dapat mengurangi setoran tabungannya hingga dapat mencapai jumlah yang a cita-citakan?
F = $8000
A = A1 + A2
= F (A/F; 4.5%; 6) + F (A/F;5.5%;4)
= (8000 x  0.1489) + (8000 x 0.2303)
= 3,033.60
Setoran Tabungan yang dapat dikurangi  = $3,033.60
Soal 3
Sebuah perusahaan membeli sebuah gedung tua, biaya perawatan dan perbaikan secara berturut-turut diantisipasi sebagai berikut: $20000 pada tahun ke-1, $5000 pada tahun ke-5, $ 8000 pada tahun ke-10, dan $6000 pada tahun ke-15. Jika perusahaan memperkirakan akan menggunakan gedung tersebut selama 20 tahun, berapa nilai rata-rata tahunan pada tahun terakhir dengan tingkat suku bunga 7%?
F1 = $20000
F2 = $5000
F3 = $8000
F4 = $6000
A = F1 (A/F1,i,n) + F2(A/F2,i,n) + F3 (A/F3,i,n) + F4 (A/F4,i,n)
A = F1 (A/F1,7%,19) + F2(A/F2,7%,15) + F3 (A/F3,7%,10) + F4 (A/F4,7%,5)
A = 20.000 (0,0268) + 5000 (0,0398) + 8000 (0,0724) + 6000 (0,1739)
A = $ 2357,6

Ekonomi Teknik 9

Pengertian dan Jenis-jenis Bunga Bank

Dalam melakukan transaksi perbankan kita sering mendengarkan tentang BUNGA, bukan bunga mawar ataupun bunga anggrek yang sering kita lihat ini adalah bunga yang tidak dapat dilihat tapi bisa dinikmati oleh siapa pun yang terlibat dalam dunia perbankan. Sebenarnya apa sih BUNGA  itu? Mari kita jelaskan lebih dalam lagi.
Bunga atau Interest adalah sebuah pengembalian modal dalam bentuk sejumlah uang yang diterima atau didapat oleh seorang investor atau pemberi modal untuk penggunaan uangnya adalah diluar dari modal awal.
Rumus untuk Tingkat Bunga:

Bunga dibagi menjadi dua jenis yaitu bunga sedehana dan bunga majemuk.
1. BUNGA SEDERHANA
            Bunga Sederhana adalah bunga yang setiap tahunnya dihitung dengan berdasarkan modal awal, tidak ada bunga yang dihitung atas bunga yang bertambah. Bunga sederhana juga bisa diartikan sebagai berikut bunga sederhana adalah bunga dengan kalkulasi satu kali saja, bunga ini biasanya di bayar diakhir periode perjanjian atau kontrak.
Formula dalam menghitung Bunga Sederhana:

Keterangan :
F     = Nilai masa depan setelah periode
N     = Jumlah atau nilai periode
I      = Nilai bunga dalam periode
P     =  Deposit awal
2. BUNGA MAJEMUK
            Bunga Majemuk adalah bunga yang didapat dari sebuah investasi atau penanaman modal, dan bunga yang dibayarkan pada interval yang hampir seragam. Bunga setiap tahun dihitung berdasarkan pada saldo tahun tersebut, termasuk bunga yang bertambah. Bunga Majemuk dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini:
Atau secara kemajemukannya dapat dipakai juga rumus seperti dimawah ini:
(nilai masa depan dalam periode N, nilai sekarang pada waktu 0)
Oleh karena itu, untuk mencari nilai masa depan pada periode N+n, diketahui nilai sekarang pada periode n,
DAFTAR PUSTAKA
staff.ui.ac.id/internal/132161170/material/ekotek-2_1-5.PDF
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/10/time-value-of-money/


Ekonomi Teknik 8

PENGERTIAN PRESENT, FUTURE, ANNUAL, GRADIENT, INTEREST PERIODE

1. Present Worth
Present Worth adalah nilai sejumlah uang pada saat sekarang yang merupakan ekivalensi dari sejumlah cash flow (aliran kas) tertentu pada pada periode tertentu dengan tingkat suku bunga (i) tertentu.
2. Future Worth
Future Worth atau nilai kelak adalah nilai sejumlah uang pada masa yang akan datang, yang merupakan konversi sejumlah aliran kas dengan tingkat suku bunga tertentu.
3. Annual Worth
Annual Worth atau nilai tahunan adalah sejumlah serial cash flow yang nilainya seragam setiap periodenya. Nilai tahunan diperoleh dengan mengkonversikan seluruh aliran kas ke dalam suatu nilai tahunan (anuitas) yang seragam.
4. Gradient
Gradient adalah pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun naik dengan kenaikan yang sama atau penurunan secara seragam.
5. Interest Periode
Periode Bunga (interest period) adalah interval waktu yang dijadikan dasar dalam perhitungan bunga. Biasanya dalam perhitungan bunga digunakan periode 1 tahun (annually), ½ tahun (semi annually), atau bulanan (monthly). Secara umum tingkat suku bunga dinyatakan dengan annual interest rate.

Berikut ini adalah tabel rumus Dari P,F,A,G,I

No Dicari Diberikan Faktor Persamaan Formula
1 P F (P/F,i,n) P = F (P/F,i,n) P = F[1/(1+i)n]
2 F P (F/P,i,n) F = P (F/P,i,n) F = P(1+i)n
3 P A (P/A,i,n) P = A (P/A,i,n) P = A{[(1+i)n-1]/i(1+i)n}
4 A P (A/P,i,n) A = P (A/P,i,n) A = P{i(1+i)n/[(1+i)n-1]}
5 A F (A/F,i,n) A = F (A/F,i,n) A = F{i/[(1+i)n-1]}
6 F A (F/A,i,n) F = A (F/A,i,n) F = A{[(1+i)n-1]/i}

DAFTAR PUSTAKA
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/10/time-value-of-money/
http://inuboa.wordpress.com/2011/09/26/tahap-pengambilan-keputusan-faktor-faktor-pada-ekonomi-teknik-dan-bunga/
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=5&ved=0CD8QFjAE&url=http%3A%2F%2Fdjonhart.economic-policy.info%2Flecture%2Fmex%2FBahan_Kul_11.pdf&rct=j&q=Bunga%20sederhana&ei=aBmTTtfULMvhrAeq1N2EAQ&usg=AFQjCNEe_6XaWJIG5UHoNhWoZTIkaIerTQ&cad=rja

Soal (1)

Mr Bean pinjam uang sebesar US$8000 yang akan dikembalikan dalam jangka waktu 4 tahun dengan bunga sebesar 10%. Berapa uang yang harus dikembalikan oleh Mr Bean?
Jawab:
Diketahui: P= US$8000 ; N= 4 Tahun ; i= 10%
Ditanya: F?
jawab:
F= P ( 1 + N x i )
F= US$8000 ( 1 + 4 x 10% )
F= US$8000 ( 1,4 )
F= US$11.200
# jika dijadikan kedalam mata uang Rupiah dengan Satu Dollar-nya adalah sama dengan Rp8821.00 (kurs mata uang Dolar terhadap Rupiah per tanggal 25 Oktober 2011)
US$11.200 x Rp8821.00 = Rp98.795.200,-

Ekonomi Teknik 7

INFLASI   
       
Pada konsep ini agar lebih memudahkan membuatnya dalam bentuk sebuah bagan yang nanti akan di jelaskan selanjutnya, dan dibawah ini bagan dari konsep yang saya buat.
 

Defini Inflasi
Secara sederhana inflasi dapat diartikan sebagai melonjak naiknya harga-harga secara umum dan terus menerus, walaupun kenaikan harga satu atau dua barang saja tidak juga disebut sebagai inflasi kecuali jika kenaikan harga tersebut meluas pada barang-barang lainnya.
Dalam Ilmu Ekonomi, inflasi diartikan sebagai kenaikan harga-harga secara umun yang berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain konsumsi masyarakat yang melonjak, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai ketidak lancaran distribusi barang. Bisa dikatakan inflasi adalah proses penurunan nilai mata uang secara terus menerus atau kontinu.
Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang sering kali di lihat sebagai meningkatnya harga. Untuk mengetahui atau mengukur tingkat inflasi, ada banyak cara yang dapat digunakan namun yang paling umum ada dua cara yang dipakai yaitu CPI dan GDP DEFLATOR.
Berdasarkan IHK di Indonesia, inflasi dapat di kelompokkkan menjadi 7 kelompok yaitu sebagai berikut:
  1. Kelompok bahan makanan
  2. Kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau
  3. Kelompok perumahan
  4. Kelompok sandang
  5. Kelompok kesehatan
  6. Kelompok pendidikan dan olahraga
  7. Kelompok transportasi dan komunikasi
  • Pengelompokkan Inflasi
Inflasi dapat digolongkan menjadi dua tipe yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri atau inflasi yang berasalkan dari luar negeri. Inflasi yang berasal dari dalam negeri diakibatkan oleh terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara inflasi yang berasal dari luar negeri biasanya diakibatkan oleh naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Berdasarkan keparahannya inlasi dapat digolongkan dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut ini:
1. Inflasi Ringan ( inflasi yang terjadi kurang dari 10% / tahun )
2.Inflasi Sedang ( inflasi yang terjadi antara 10% – 30% . tahun )
3, Inflasi Berat (inflasi yang terjadi antara 30% – 100% / tahun )
4. Hiperinflasi ( inflasi yang terjadi levih dari 100% / tahun )
  • Mengukur Inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung persentasi dari perubahan  indeks harga, indeks harga tersebut antara lain:
  1. Indeks Harga Konsumen ( IHK ) atau Consumer Price Index ( CPI ),  adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
  2. Indeks Biaya Hidup atau Cost-of-Living Index ( COLI ).
  3. Indeks Harga Produsen, adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi, IHP ini sering juga digunakan untuk meramalkan tingkat dari IHK.
  4. Indeks Harga Komoditas, adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
  5. Indeks harga barang-barang modal.
  6. Deflator PDB, menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
  • Penyebab Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal yaitu inflasi tarikan permintaan dan inflasi desakan biaya.
1. Inflasi Tarikan Permintaan, inflasi ini terjadi akibat adanya suatu permintaan total yang berlebihan biasanya penyebab inflasi ini dipicu oleh likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan dapat memicu kenaikan tingkat harga.
2. Inflasi Desakan Biaya, inflasi ini terjadi akibat adanya suatu kelangkaan produksi dan atau terjadi keterlambatan pendistribusian, walaupun permintaan pada suatu barang secara umum tidak mengalami peningkatan permintaan yang signifikan.
  • Dampak Inflasi
Ada dua dampak yang ditimbulkan bila inflasi terjadi didalam dunia ekonomi yaitu dampak positif dan dampak negatif,
1. Dampak Positif
Dampak Positif yang akan terjadi bila inflasi terjadi adalah apabila inflasi itu ringan maka dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu dengan meningkatkan pendapatan nasional, membuat orang lebih giat bekerja, menabung, dan berinvestasi.
2. Dampak Negatif
Dampak ini diakibatkan jika inflasi tersebut dalam tingkat yang parah atau saat terjadi inflasi tak terkendali (Hiperinflasi), perekonomian akan mengalami kelesuan, atau orang tidak lagi berse mangat bekerja, tidak berbondong-bondong pergi ke Bank untuk menabung dan kecilnya investasi dan produksi yang berkurang dikarenakan tingkat kenaikan harga yang begitu cepat.
  • Contoh Kasus Inflasi
Contoh dari kasus inflasi yang berhubungan dengan jurusan saya yaitu teknik elektro telekomunikasi yang saya ambil adalah terjadinya peningkatan inflasi pada tahun 2001, Pada tahun 2001 ini sebesar 12,55% (591,06 %) inflasi ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Meningkatnya inflasi pada tahun 2001 diakibatkan oleh kebijakan pemerintah yang menaikkan harga komoditi, salah satunya adalah “TARIF TELEPON”, tarif telepon ini lah yang menjadi salah satu penyebab dari meningkatnya laju inflasi pada tahun 2001.
  • Solusi dari Kasus di Atas
Solusi yang saya berikan adalah walaupun tarif telepon menjadi salah satu faktor meningkatnya laju inflasi tapi banyak komoditi-komoditi lain yang ikut menyumbang terjadinya kenaikan laju inflasi yang cukup besar.
Saya berharap bahwa seiring dengan kenaikan tarif telepon diharapkan pelayanan yang dimiliki ikut mengalami peningkatan, pemerintah juga harus memikirkan apabila suatu komoditi dinaikkan apakah bisa di terima oleh masyrakatnya atau malah malah menjadi beban yang kian lama-kian memberatkan.
Pemerintah diharapkan mencari jalan lain agar inflasi tetap stabil namun harga barang atau komoditi juga tidak melonjak begitu tajam.
      
SUMBER REFENSI
http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Pengenalan+Inflasi/
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/08/41-perkembangan-laju-inflasi-selama.html

Ekonomi Teknik 6

Elastisitas permintaan dan penawaran

1. Pengertian Elastisitas
Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi kemakmuran.
Dalam bidang perekonomian daerah, konsep elastisitas dapat digunakan untuk memahami dampak dari suatu kebijakan. Sebagai contoh, Pemerintah Daerah dapat mengetahui dampak kenaikan pajak atau susidi terhadap pendapatan daerah, tingkat pelayanan masyarakat, kesejahteraan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi, dan indikator ekonomi lainnya dengan menggunakan pendekatan elastisitas. Selain itu, konsep elastisitas dapat digunakan untuk menganalisis dampak kenaikan pendapatan daerah terhadap pengeluaran daerah atau jenis pengeluaran daerah tertentu. Dengan kegunaannya tersebut, alat analisis ini dapat membantu pengambil kebijakan dalam memutuskan prioritas dan alternatif kebijakan yang memberikan manfaat terbesar bagi kemajuan daerah.
2. Elastisitas harga Permintaan
Elastisitas Elastisitas harga permintaan adalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi. Elastisitas harga permintaan merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri. Elastisitas harga(Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.
Elastisitas harga ini besar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dari, sama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :
  1. Tidak elastisitas (in elastic)
  2. Unitari (unity) dan
  3. Elastis (elastic)
Ada tiga bentuk elastisitas harga permintaan:
  1. Apabila perubahan harga mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barang yang diminta, disebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya adalah lebih besar dari satu (Eh>1). Bentuk kurva permintaannya lebih landai.[ % ΔP > % Δ Q].
  2. Apabila persentase perubahan harga sama besarnya dengan persentase perubahan jumlah barang yang diminta, disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana besar koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q].
  3. Apabila persentase perubahan harga mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang yang diminta yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic dimana besar keofisiennya lebih kecil dari satu (Eh<1). Bentuk kurva permintaannya lebih vuram.. [ % ΔP < % Δ Q]. Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :
    1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga.
    2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil.
  1. Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
    1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
    2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
    3.  Jenis barang dan pola preferensi konsumen
    4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu
    5. penggunaan barang tersebut.
    6. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor baran:
Elastisitas akan besar jika :
  1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik
  2. harga relatif tinggi
  3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
Elastisitas umumnya akan kecil, jika:
  1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
  2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
  3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.
Berbagai Variasi Kurva Permintaan
  1. Permintaan Elastis (E > 1) Permintaan disebut elastis apabila koefisien elastisitasnya lebih besar daripada satu.Artinya, persentase perubahan permintaan lebih besar daripada persentase perubahan harga.
  2. Permintaan Inelastis (E < 1) Permintaan inelastis terjadi apabila koefisien elastisitas permintaannya lebih kecil dari satu.Artinya persentase perubahan permintaan lebih kecil daripada persentse perubahan harga. Sebagai contoh adalah permintaan masyarakat terhadap beras atau kebutuhan pokok lainnya.
  3. Permintaan Elastis Uniter (E = 1) Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan permintaansebanding dengan perubahan harga.
  4. Permintaan Elastis Sempurna Permintaan disebut elastis sempurna apbila koefisien elastisitas permintaannya sama dengan tak terhingga.Situasi ini bisa terjadi apabila : -Harga tetap,kuantitas yg diminta tak terbatas -Kenaikan harga yang relatif kecil menurunkan kuantitas permintaan menjadi nol. Sebaliknya pada penurunan harga yang relatf sangat kecil sekalipun kuantitas yang diminta menjadi tak terbatas.
  5. Permintaan Inelastis Sempurna Pada Permintaan inelastis sempurna,koefisien elastisitasnyapermintaanya adalah nol.Ini terjadi karena berapa pun harga berubah ,kuantitas yang dimnta tetap tidak berubah. Contoh : Jumlah satuan pembelian tembakau di suatu pelelangan yang tetap walaupun harganya berubah.Walaupun harganya berubah namun masing” negara sudah menetapkan satuan yang akan dibeli. Harga Kuantitas yang diminta Rp 5,00 8 unit Rp 7,00 8 unit 2.2 Definisi matematis Koefesien elastisitas diukur dari persentase perubahan kuantitas barang dibagi dengan persentase perubahan harga. Secara sederhana kalimat tersebut dapat dirumuskan: Atau secara umum, elastisitas “y terhadap x” adalah: .Elastisitas biasa disimbolkan sebagai ‘E’, ‘e’ atau epsilon kecil, ‘ε’. Selain elastisitas linier tersebut ada juga elastisitas non linier Menghitung Koefisien Elastisitas Permintaan: % perubahan permintaan %perubahan harga.
Elastisitas Penawaran Didefinisikan sebagai ukuran kepekaan jumlah penawaran suatu barang dengan harga barang itu sendiri. Elastisitas penawaran mengukur persentase perubahan jumlah penawaran yang terjadi akibat persentase perubahan harga. Sebagai contoh, jika harga sebuah barang naik 10%, jumlah penawarannya naik 20%, maka koefesien elastisitas permintaannya adalah 20%/10% = 2. (Case & Fair, 1999: 119). Koefisien elastisitas penawaran Koefisien elastisitas penawaran dapat dihitu
Elastisitas Harga Penawaran (The Price Elasticity of Suply) Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perubahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan.Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk persentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga. Ada lima jenis elastisitas harga penawaran :
  1. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
  2. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
  3. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.
  4. Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
  5. Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Perusahaan dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi. ng menggunakan rumus berikut :
    Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
    1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
    2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
    3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
    4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
    5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang.
    Elastisitas akan besar bilamana :
    1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik
    2. harga relatif tinggi
    3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
    Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
    1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
    2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
    3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.
    3.11. Permintaan Elastis
    Ketika bentuk permintaan suatu barang adalah elastis, maka perubahan kecil dalam harga barang tersebut akan mengakibatkan perubahan total penerimaan yang relatif lebih besar. Sebagai contoh, perusahaan melakukan kebijakan penurunan harga produknya. Jika bentuk permintaan produk tersebut adalah elastis berarti konsumen sangat responsif terhadap perubahan harga. Penurunan harga walaupun kecil akan direspon oleh konsumen dengan membeli barang tersebut dalam jumlah yang relatif banyak. Dengan bentuk permintaan yang elastis, maka keputusan produsen untuk
    menurunkan harga produknya akan potensial meningkatkan total penerimaan.
    2. Permintaan Inelastis
    Dengan bentuk permintaan yang inelastik, perubahan harga hanya memberikan pengaruh yang kecil terhadap perubahan barang yang diminta, sehingga apabila produsen menetapkan kenaikan harga yang cukup tinggi sekalipun, permintaan terhadap barang tersebut tidak terlalu berubah. Pada kondisi ini, produsen dapat memperoleh
    tambahan penerimaan dengan menaikkan harga.
    3. Permintaan Elastis Uniter
    Apabila permintaan suatu barang adalah elastis uniter maka kenaikan (penurunan) harga akan direspon secara proporsional dengan penurunan (peningkatan) jumlah yang diminta. Oleh karena itu, baik produsen melakukan peningkatan atau penurunan harga, jika elastisitas barang adalah elastis uniter maka total penerimaannya konstan.Dengan
    kata lain, peningkatan ataupun penurunan harga tidak merubah total penerimaan
    produsen.
Sumber : http://faizulmubarak.wordpress.com/2009/11/04/bab-iii-konsep-elastisitas-penawaran http://yasinta.wordpress.com/2008/07/30/elastisitas-permintaan-dan-penawaran/ http://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_penawaran-dan-permintaan/

Ekonomi Teknik 5

Nilai Waktu Dari Uang (2)

Modal adalah uang dan sumber daya yang diinvestasikan
Bunga (interest) adalah pengembalian atas modal atau sejumlah uang
yang diterima investor untuk penggunaan uangnya di luar modal awal
(principal)
Tingkat bunga:
100%
modal awal
pengembalian
= ´ (2.1)
Alasan pengembalian modal dalam bentuk interest (bunga) dan profit :
· Penggunaan uang melibatkan biaya administrasi
· Setiap investasi melibatkan resiko
· Penurunan nilai mata uang yang diinvestasikan
· Investor menunda kepuasan yang bisa dialami segera
dengan menginvestasikan uangnya.
Kapan kita menemui tingkat bunga?
Kartu kredit
Buku tabungan
Kredit mobil
Saham


Bunga digunakan untuk menghitung
Nilai waktu dari uang
*sedolar hari ini nilainya lebih dari sedolar tahun depan*
· Mempunyai daya untuk menghasilkan:
Yaitu kesempatan untuk mencari keuntungan dari investasi
· Perubahan dalam daya beli dari sedolar setiap waktu
Yaitu inflasi
· Utilitas konsumsi yang berbeda dapat berarti anda lebih memilih
arus kas tertentu daripada yang lainnya.
Bunga Sederhana
Bunga setiap tahunnya dihitung berdasarkan atas investasi awal. Tidak
ada bunga yang dihitung atas bunga yang bertambah.
Notasi:
i = Tingkat bunga per periode (misal 1 tahun
N = Jumlah periode
P = Deposit awal
F = Nilai masa depan setelah N periode
F = P(1+Ni) (2.2)
Apa masalahnya?
Jika bank tempat anda menabung menawarkan bunga sederhana. .
. .
Apa yang akan anda lakukan?
Bunga Majemuk
Bunga setiap tahun dihitung berdasarkan pada saldo tahun tersebut,
termasuk bunga yang bertambah.
F = P(1+ i)N (2.3)
Secara lebih eksplisit,
FN = P0 1+ i (2.4)
(nilai masa depan dalam periode N, nilai sekarang pada waktu 0)
Oleh karena itu, untuk mencari nilai masa depan pada periode N+n,
diketahui nilai sekarang pada periode n,
FN+n = Pn 1+ i (2.5)
Contoh 1: pinjaman bank
Anda pergi ke bank dan mencari informasi tentang peminjaman
$10,000 selama 10 tahun. Petugasnya mengatakan: “tentu bisa,
tinggalkan saja jam Rolex dan cincin bermata intan anda di sini sebagai
jaminan, dan kami akan mengurus pinjaman untuk anda dengan tingkat
bunga 6% per tahun, dibungakan tahunan”. Dia kemudian memencet
kalkulatornya dan mengatakan, di akhir masa 10 tahun, anda akan
melakukan satu pembayaran sekaligus sebesar F dolar untuk
membayar pinjaman anda. Berapakah F?
i = 6% = 0.06
N = 10
F = P(1+I)N = 10,000 * (1+0.06)10 = $17,908
Kebalikan proses:
Mencari Nilai Sekarang, diberikan Nilai Masa Depan
Karena F = P (1+i)N (2.3)
Maka P = F / (1+i)N (2.3a)
Contoh 2.2 : pinjaman bank
Berapa nilai sekarang dari $17,908 sepuluh tahun dari sekarang, jika
nilai waktu dari uang adalah 6% dibungakan tahunan?
i = 6% = 0.06
N = 10
P = F / (1+I)N = 17,908 / (1+0.06)10 = $10,000

Aturan 72
Sejumlah uang yang dikenakan bunga majemuk dengan tingkat i% per
periode akan menjadi dua kali lipat jumlahnya dalam periode waktu
sekitar 72/i.
i = 3%  --- aturan 72: waktu menjadi 2xlipat adalah 24 periode
(72/3)
--- Perhitungan: (1.03)N = 2, jadi N = 1.03log 2 = 23.4
--- Dalam 24 periode: (1.03)24 = 2.03


i = 9% --- aturan 72: waktu menjadi 2xlipat adalah 8
periode(72/9)
--- Perhitungan: (1.09)N = 2, jadi N = 1.09log 2 = 8.04
--- dalam 8 periode: (1.03)8 = 1.99
i = 12% --- aturan 72: waktu menjadi 2xlipat adalah 6 periode
(72/12)
--- Perhitungan: (1.12)N = 2, jadi N = 1.12log 2 = 6.12
--- Dalam 24 periode: (1.03)24 = 1.97
Catatan: 1.03log 2 = ln 2/ln 1.03

Monday 13 February 2012

Ekonomi Teknik 4

Present Worth Analysis
  •   Analisis terhadap single alternative.
  •   Analisis terhadap multiple alternatives.
Kondisi analisis :
1. Usia pakai (useful lives) sama dengan periode analisis.
2. Usia pakai berbeda dengan periode analisis.
3. Periode analisis tak terhingga (permanent)

Single alternatif
Layak ekonomis jika NPV > 0.

Multiple alternatives
NPV terbesar merupakan alternatif terbaik

> Jika usia pakai masing-masing alternatif sama.
- Hitung NPV dari masing-masing alternatif.
- Bandingkan masing-masing alternatif.

> Jika usia pakai masing-masing alternatif tidak sama.
- Metode analisis dilakukan dengan proses penyamaan umur alternatif (periode analisis):
- Metode penyamaan umur dengan angka Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
- Metode penyamaan umur dengan usia pakai alternatif terpanjang.
- Metode penyamaan umur dengan suatu periode analisis yang ditetapkan

> Jika usia pakai dianggap tak berhingga
- Metode  Analisis dengan periode n tak berhingga.

Dasar analisis: Analisis nilai sekarang didasarkan pada konsep ekuivalensi dengan tingkat pengembalian minimum yang diinginkan (MARR).
Kriteria analisis :
• Fixed input (Jumlah uang/sumberdaya input tetap) : maximize Present worth dari benefit atau output lainnya (PWB).
• Fixed Output (Tujuan/manfaat/output lainnya yang akan dicapai tetap) :Minimize Present worth dari cost atau input lainnya (PWC).
• Input dan output tidak tetap (Baik Cost/input lainnya maupun benefit/output lainnya tidak tetap) :  Maximize Net present worth (PWB – PWC).

Ekonomi Teknik 3

Konsep nilai uang terhadap waktu
  1. Konsep Jumlah uang 
  2. Konsep Nilai uang
“Time value of money” :  Nilai uang berubah bersamaan dengan perubahan waktu
Hal ini disebabkan oleh bunga. Bunga didefinisikan sebagai uang yang dibayarkan untuk penggunaan uang yang dipinjam. Bungan juga dapat diartikan sebagai pengembalian yang bisa diperoleh dari investasi modal yang produktif. 

Contoh : Uang sekarang Rp 30.000,- nilainya lebih tinggi daripada Rp 30.000 pada akhir tahun depan, kenapa? 
1. Karena kalau kita memiliki uang Rp 30.000 sekarang dapat disimpan di Bank dengan mendapatkan bunga misal 10 % / tahun, sehingga uang tersebut akan menjadi Rp 33.000
2. Jadi uang sekarang Rp 30.000 nilainya sama dengan Rp 33.000 pada akhir tahun.

Metode ekuivalen adalah metode mencari kesamaan atau kesetaraan nilai uang untuk waktu yang berbeda.
Dalam perhitungan ekuivalen dibutuhkan data tentang suku bunga (rate of interest).

Istilah yang digunakan :
Pv = Present Value (Nilai Sekarang)
Fv = Future Value (Nilai yang akan datang)
I = Bunga (i = interest / suku bunga)
n = tahun ke-n
A = Anuitas
SI = Simple interest dalam rupiah
P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu

BUNGA adalah sejumlah uang yang dibayarkan atau dihasilkan sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dari penggunaan uang

1. Nilai yang akan datang
Nilai yang akan datang
Future value (terminal value) adalah nilai uang yang akan datang dari satu jumlah uang atau suatu seri pembayaran pada waktu sekarang, yg dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu.
Rumus :
FV = P0+ SI= P0+ P0(i)(n)

2. Nilai sekarang
Nilai Sekarang (present value)
Adalah nilai sekarang dari satu jumlah uang/satu seri pembayaran yang akan datang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu.
Menghitung nilai pada waktu sekarang jumlah uang yang baru dimiliki beberapa waktu kemudian.
FVn = P0+ P0(i)(n)
PV0 = P0

3. Anuitas
Anuitas : Cara pembayaran hutang dengan jumlah yang sama besar dan dalam jangka waktu yang sama
Dalam Anuitas (A) terkandung : Angsuran (An) dan Bunga (Bn)
A = An + Bn

Ekonomi Teknik 2


BIAYA
Pengertian Biaya
Biaya (cost): semua pengorbanan yang dibutuhkan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang diukur dengan nilai uang.
Pengeluaran (expence), berkaitan dengan sejumlah uang yang dikeluarkan atau dibayarkan dalam rangka mendapatkan sesuatu hasil yang diharapkan.
Pengertian cost jauh lebih lengkap daripada expences 
selanjutnya yang dikatakan biaya adalah Cost.

Klasifikasi Biaya:
1. Biaya berdasarkan waktunya;
2. Biaya berdasarkan kelompok sifat penggunannya;
3. Biaya berdasarkan produksinya;
4. Biaya berdasarkan volumenya.

1. Biaya berdasarkan waktu

Biaya masa lalu (historical cost) : secara riil telah dikeluarkan yang dibuktikan dengan catatan historis pengeluaran kegiatan. Tujuan mempelajari biaya historis:
Sebagai dasar dalam penyusunan atau estimasi biaya masa datang.
Sebagai dasar pertanggungjawaban pimpinan atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan

Biaya perkiraan (predictive cost), perkiraan biaya yang akan dikeluarkan bila kegiatan dilaksanakan.
Tujuan menghitung biaya prediktif menjawab pertanyaan berikut:
Berapa biaya yang diperlukan utk menjalankan rencana tsb?
Cukupkah dana yang tersedia?
Apakah biaya tsb sudah ideal atau terlalu mahal?
Memastikan biaya yg akan dikeluarkan masih mungkin diperbaiki atau diturunkan.

Biaya aktual (actual cost), biaya yang sebenarnya dikeluarkan
Berpadanan dengan biaya aktual dikenal pula sifat biaya lainnya: Biaya tertanam (sunk cost), Biaya kesempatan (opportunity cost) biaya yang ditanggung akibat kelalian dlm memanfaatkan peluang atau kesempatan meraih keuntungan.

2. Biaya berdasarkan kelompok sifat penggunannya

Biaya Investasi (investment cost) : menyiapkan kebutuhan usaha.
Contoh: Penyediaan bangunan kantor, pabrik, gudang, fasilitas produksi lainnya serta infrastruktur yang diperlukan untuk itu.
Fasilitas produksi,mesin-mesin, peralatan kerja lainnya, Armada kendaraan, Perabot kantor, komputer, Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia.

Biaya Operatsional (Operational Cost), biaya yg dikeluarkan dalam rangka menjalankan aktivitas usaha.
Contoh: Pembelian bahan baku produk, Pembayaran gaji/upah karyawan; Pengeluaran aktivitas organisasi dan administrasi usaha.
Biaya Perawatan (maintenance cost), utk menjaga/menjamin performance kerja atau peralatan agar selalu prima dan siap dioperasikan, Biaya perawatan rutin/periodik (preventive maintenance), biaya perawatan insidentil (kuratif)

3. Biaya berdasarkan produksinya
Memproyeksikan biaya produksi dan harga produk terjual;
Mengetahui komposisi komponen biaya produksi maupun biaya produk secara keseluruhan;
Sbg sarana informasi dlm menyelediki dan menganalisi struktur biaya produk yang ideal oleh perencana.
Biaya Pabrikasi (Factory cost).
Contoh:
Ø  Biaya bahan langsung (direct materials);
Ø  Biaya tenaga kerja langsung (direct labor);
Ø  Biaya bahan tak langsung (indirect material);
Ø  Biaya tenaga kerja tak langsung (indirect labor);
Ø  Biaya tak langsung lainnya (overhead cost).
Biaya komersial (comercial cost)
Ø  Biaya umum dan administrasi (general and administration cost);
Ø  Biaya pemasaran (marketing cost);
Ø  Pajak usaha dan perusahaan (companies tax)


4. Biaya berdasarkan volumenya

Biaya tetap (Fixed cost).
Contoh: Biaya listrik, air, telepon, gaji karyawan, dll.

Biaya variabel (variable cost)
Biaya bahan baku (berubah proporsional dgn jumlah produksi)